Saya mendaki gunung tersebut sekitar akhir tahun 2014,saya sudah sering kesana,tetapi belum pernah merasakan survive disana,dan kebetulan teman saya mengajak saya kesana (lagi),dia membawa teman-teman rumahnya,ada sekitar 3 orang,mereka baru pemula semua,saya juga pemula sih hehehe.
Dan akhirnya saya bilang ke teman saya,kalau kita kesana,tidak usah membawa Tenda dome,Kompor,dan kita belajar teknik survive saja,akhirnya mereka semua pada setuju,awal start pendakian kita mulai dari Rumah Mandor (pak Unang) jam 9 pagi,kita ke arah Gunung Luhur,saat memasuki pintu rimbanya saya sedikit senang,karna tidak ada rombangan lagi,selain kita ber lima.
Mulai masuk jalur tersebut,jalurnya belum begitu jelas,karena memang jarang di jamak oleh orang-orang,hanya saja ada tali-tali rapia yang terpasang dipohon sebagai penunjuk jalan kepuncaknya,setelah 1 jam berjalan,akhirnya kita sampai dipuncak Gunung Luhur.
Puncak Rimba,Gunung Luhur. |
Selama 1,5 jam jalan,akhirnya kita ketemu jalur puncak 2 Gunung Kencana,mungkin hanya orang-orang Diksar yang tahu lokasi tersebut,kami juga bertemu dengan Mapala dari kampus swasta jakarta,kami di ajak ngopi,karena cuaca semakin gelap (mendung)akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke puncak utama Gunung Kencana,hanya sekitar 25 menit,sampailah di sana,benar dugaan saya,ternyata puncaknya sudah ramai oleh pendaki GAUL (hanya numpang selfie dan tidak safety).
Setelah sampai,kita bikin api unggun dahulu untuk masak-masak,dan membangun bivak dengan Flysheet dan Ponco,Sialnya ternyata malah turun hujan deras,akhirnya kita semua hujan-hujanan membangun bivak.
Bivak dari ponco,untuk tidur. |
Agar tidak terlalu dingin,di sisi-sisi bivak kita kasih dedaunan agar angin tidak mudah masuk,resiko memakai bivak untuk gunung didaerah bogor yak hanya terhadap pacet nya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar